Pembuatan Data Warehouse Penjualan Produk dan
Penerapan Dalam Studi Kasus Divisi Greenscope Energy –
PT. Tustika Nagata Surabaya
Pendahuluan :
Green Scope Energy merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufacturing untuk alat-alat elektronika seprti lampu LED, Solar Cell, dan lain sebagainya. Produk-produk ini mempunyai banyak variasi jenis masing-masing produk sesuai dengan tingkatannya misalnya Lampu LED yang terdiri dari Lampu LED 9 Watt, Lampu LED 11 Watt, Lampu LED 20 Watt. Dalam menjalankan proses bisnis, bagian marketing Greenscope Energy – PT. Tustika Nagata Surabaya menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di internal perusahaan khususnya dalam mengelola data laporan penjualan. Dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan permasalahan yang terjadi, tentunya dibutuhkan keputusan yang menjadi solusi terbaik. Berdasarkan laporan data penjualan dari tahun ke tahun Greenscope Energy – PT. Tustika Nagata Surabaya telah mengalami peningkatan jumlah produksi sebesar 37%, sementara pada bagian marketing sendiri untuk mengelola data laporan penjualan masih kurang optimal. Sehingga dibutuhkan cara yang lebih efektif dan efisien untuk membantu jalannya proses bisnis perusahaan terutama bagian marketing perusahaan

A. Pengumpulan data dan survey
Pada tahap ini melakukan pengumpulan data dan survey mengenai data-data yang digunakan pada permasalahan tugas akhir ini. Data yang dipergunakan oleh penulis merupakan data penjualan dari tahun 2007 – tahun 2011 dengan satuan bulanan yaitu bulan Januari – Desember. Dimana jumlah data keseluruhan adalah 1564 data. Contoh data yang ditampilkan merupakan data penjualan pada tahun 2007 bulan Januari dapat dilihat pada Tabel .
Contoh Data Pemesanan Produk


B. Analisis Tujuan Pembangunan Sistem Datawarehouse
Seluruh pencatatan penjualan yang dilakukan oleh PT. Greenscope Energy masih bersifat manual, yaitu menggunakan metode paper work system yaitu seluruh aktifitas laporan penjualan masih menggunakan kertas yang dibantu dengan aplikasi Ms. Office, metode tersebut dianggap kurang efektif sehingga PT. Greenscope Energy mengharapkan adanya sebuah dukungan teknologi dalam mengelola data penjualan yang sangat besar. Data warehouse pada penelitian ini dibangun berdasarkan kebutuhan bagi PT. Green Scope Energy untuk dapat memiliki sistem pengumpulan data yang baik sehingga dapat mengetahui proses-proses transaksi penjualan dengan lebih mudah berdasarkan kebutuhan yang diinginkan oleh PT. Green Scope Energy.

C. Perancangan dan pembuatan data warehouse
Pada bagian ini akan dilakukan proses perancangan data warehouse yang selanjutnya akan dilakukan pembuatan data warehouse. Hasil pembuatan data warehouse, dapat ditunjukkan oleh star schema pada Gambar.


Perancangan Star Schema



ANALISA HASIL IMPLEMENTASI
Dari hasil analisa association rule mining dengan asumsi untuk melihat tingkat kecendrungan produk setiap kontraktor didapatkan hasil 9 rule yang memiliki nilai yang sama. 9 rule tersebut memiliki nilai importance 0, 778 dan nilai probability 1. Salah satu dari 9 rule penulis akan mengambil salah satu contoh yaitu Regulator = Existing, Lampu Industri 40 watt = Existing  Inverter = Existing. Dari hasil tersebut di jelaskan bahwa apabila konsumen membeli regulator dan lampu industri 40 watt maka kecendrungan perilaku konsumen juga membeli produk inverter. Dengan tingkat probability yaitu 1 maka dapat disimpulkan kemungkinan sudah sangat pasti. Dengan nilai probability 1 dapat dikatakan bahwa kemungkinannya cenderung pasti terjadi, apabila 0,5 adalah ragu – ragu, sedangkan < 0,5 dapat dikatakan cenderung tidak akan terjadi. Dengan mengambil nilai importance yang terbaik yaitu nilai importance yang terbesar, penulis mengambil 0,778 karena semakin ke bawah nilai importance yang di dapat semakin negatif jadi tidak perlu diambil. Pengaruh hasil importance sendiri terhadap keputusan cross selling adalah penjual bisa menawarkan produk kepada konsumen dengan produk yang sesuai dengan hasil analisa rule yang telah di dapatkan. Contoh : Terdapat seorang pembeli yang memesan regulator dan lampu industri 40 watt maka penjual di Greenscope Energy – PT. Tustika Nagata Surabaya dapat menawarkan Inverter Inverter sesuai hasil analisa rule yang telah di dapat. Hasil association rule mining dengan asumsi untuk setiap kontraktor dapat dilihat pada gambar


Hasil Association Rule Mining

Disini juga akan menampilkan hasil analisa association rule mining dengan asumsi untuk melihat tingkat kecendrungan produk setiap kontraktor per bulan. Dari hasil analisa tersebut didapatkan 1 buah rule yang merupakan rule yang terbesar dengan tingkat kepentingan produk sebesar 1,6 yaitu Regulator = Existing, Lampu Land Scape 40 Watt = Existing  Inverter = Existing dan tingkat probability 1 yang berarti pasti terjadi. Dengan penjelasan apabila konsumen membeli regulator dan lampu land scape 40 watt maka konsumen juga akan cenderung membeli inverter. Asumsi ini berlaku untuk mengetahui tingkat kecendrungan produk setiap kontraktor berikut dengan satuan waktu (bulanan). Hasil association rule mining setiap dim kontraktor dengan penambahan dim time (waktu) apabila dibandingkan dengan data penjualan yang ada hasilnya juga terbukti valid. Hasil association rule mining dengan asumsi untuk setiap kontraktor per bulan dapat dilihat pada Gambar


Hasil Association Rule Mining Dim Order

Kesimpulan
Data warehouse meupakan sarana untuk menyimpan data yang sebelumnya dilakukan secara kurang rapi dalam software aplikasi perkantoran oleh PT. Greenscope Energy - Tustika Nagata Surabaya. Dalam proses pemindahan data dilakukan secara ETL yaitu Extract, Tranformation, Loading. Association rule mining merupakan teknik untuk mengetahui kombinasi item antar suatu barang yang berfungsi untuk mengetahui keterikatan antar suatu produk. Berdasarkan hasil analisa data warehouse dan penerapan association rule mining dengan asumsi setiap dim kontraktor, biasanya produk yang dibeli cenderung tetap di masa lalu. Dimana disimpulkan bahwa terdapat 9 rule yang bernilai sama dan rule yang diambil merupakan rule dengan nilai importance terbesar sebesar 0,778 dengan probability 1. Nilai importance adalah nilai tingkat kepentingan produk. 9 rule tersebut antara lain :
1. Regulator = Existing, Lampu Industri 40 Watt = Existing  Inverter = Existing.
2. Regulator = Existing, Solar Cell 50 WP = Existing  Inverter = Existing.
3. Regulator = Existing, Solar Home System 100 WP = Existing  Inverter = Existing.
4. Regulator = Existing, Lampu Heavy Duty 40 Watt = Existing  Inverter = Existing.
5. Lampu Industri 40 Watt = Existing, Solar Home System 100 WP = Existing  Inverter = Existing.
6. Lampu Industri 40 Watt = Existing, Lampu Heavy Duty 40 Watt = Existing  Inverter = Existing.
7. Lampu Industri 40 Watt = Existing, Lampu LED 40 Watt = Existing  Inverter = Existing.
8. Solar Cell 50 WP = Existing, Solar Home System 100 WP = Existing  Inverter = Existing.
9. Solar Cell 50 WP = Existing, Lampu LED 20 Watt = Existing  Lampu Industri 40 Watt = Existing.
Dari hasil analisa association rule mining dengan asumsi setiap dim kontraktor apabila di bandingkan dengan data penjualan yang ada terbukti valid. Sedangkan penulis juga membandingkan dalam menganalisa hasil association rule mining setiap dim kontraktor dengan penambahan dim time ( waktu ). Hasilnya adalah Regulator = Existing, Lampu Land Scape 40 Watt = Existing  Inverter = Existing. Dari hasil analisa association rule mining tersebut di dapatkan nilai importance 1,6 dan nilai probability 1. Hasil association rule mining setiap dim kontraktor dengan penambahan dim time ( waktu ) apabila dibandingkan dengan data penjualan yang ada hasilnya juga terbukti valid.


Copyright © RAFEL ILHAM