NAMA : RAFEL ILHAM
KELAS : 4KA44
NPM : 1A113338
DOSEN : NITA SRI HANDAYANI, SPsi
MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR

1. Pengertian Sastra dan seni

Sastra

Istilah sastra sendiri, berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ”tulisan” atau ”karangan”. Sastra biasanya diartikan sebagai karangan dengan bahasa yang indah dan isi yang baik. Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berguna dan mengandung nilai pendidikan. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra. Penulis karya sastra disebut sastrawan.
Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang berbeda-beda.
sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis)

Seni
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah.

Dan Seorang perajin atau pelaku seni disebut seorang seniman



2. Peranan Sastra dan Seni

Sastra, ilmu yang dikemas dengan menarik. Ilmu yang dikemas dengan menarik ini diharapkan mampu menarik perhatian siswa. Dalam hal ini, terutama guru, harus mampu mengenalkan sastra kepada siswa. Meskipun budaya baca masih rendah, tidak ada salahnya ketika sastra hadir untuk meningkatkan budaya baca dikalangan siswa.

Selain apresiasi pembaca, penulis perlu menciptakan karya sastra yang sarat makna serta mudah dipahami dan dimengerti. Tidak jarang sastra menjadi alat bagi pengarang untuk menyelusupkan ideologi, menawarkan misi budaya, memprovokasi untuk melakukan pemihakan, atau meledek hal atau pihak tertentu secara tersembunyi. Itulah sebabnya, dari karya sastra, pembaca kerap menemukan berbagai hal yang baik atau buruk; yang tersirat atau tersurat; ledekan atau pengagungan (Mahayana, 2006: 177). 

Pesan yang ingin disampaikan oleh seorang penulis sastra, patut untuk dipahami dan dimengerti. Mengingat zaman sekarang, nilai religius, sopan santun, keramahan, gotong royong, semakin terkikis, juga moralitas dikalangan siswa. Horatius, penyair terbaik bahasa Latin, mengatakan bahwa manfaat sastra sebagai berikut.


a. Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang disajikan.


b. Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para tokoh dalam karya.


c. Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat  yang digambarkan dalam karya.


d. Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.


e. Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut dalam waktu tertentu.


f.  Masih banyak manfaat sastra yang bagi satu pembaca berbeda dengan pembaca lainnya. Sehingga beberapa pembaca yang menikmati buku yang sama bisa jadi memperoleh pengalaman yang berbeda.



Munculnya novel-novel sastra dari para sastrawan angkatan 2000 perlu kita acungi jempol. Novel-novel tersebut menyimpan sebuah amanat yang patut dicontoh, misalnya Tetralogi Laskar Pelangi karya Andera Hirata, Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, kedua novel tersebut mengisahkan kegigihan seorang anak dalam meraih kesuksesan, novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro yang menceritakan sebuah persahabatan, bahkan ketiga novel tersebut telah ditayangkan di bioskop-bioskop. Keberhasilan lain misalnya novel Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburahman El Shirazy, yang memiliki nilai religi. Munculnya novel-novel berkualitas dari penulis-penulis yang berkualitas diharapkan mampu melahirkan pemuda berkualitas.

3. Hubungan Sastra dan Seni Ilmu Budaya Dasar



Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :

>.Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .

>.Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .


>.kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya .


4.Ilmu Budaya Dasar dihubungkan dengan Prosa

a. Pengertian Prosa

Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi  seperti puisi. Bahasa prosa seperti bahasa sehari-hari.

b. Jenis - jeni Prosa

Menurut Isinya Prosa dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Prosa Fiksi  ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi  cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif.



2. Prosa Non Fiksi ialah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan  pengarang tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi faktual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan pengarang.  Prosa nonfiksi disebut juga karangan semi ilmiah seperti : artikel, tajuk rencana, opini, biografi, tips, reportase, jurnalisme baru, iklan, pidato dan feature


c. Komponen dalam Prosa lama dan Prosa baru


Komponen dalam Prosa lama



  • prosa naratif, 
  • prosa deskriptif,
  • prosa eksposisi
  • prosa argumentatif.

Komponen dalam Prosa Baru

1. Fabel

Fabel diambil dari bahasa Belanda yang berarti cerita yang menggunakan hewan sebagai tokoh utamanya. Misalkan cerita kancil atau cerita Tantri di Indonesia.

2. Legenda

Legenda (Latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang enpunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai sejarah kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya.

3. Cerita rakyat (folklore)

Cerita rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.

4.      Tambo

Suatu karya sastra yang menceritakan sejarah (asal-usul) suku bangsa, negeri, dan adat. Karya sastra sejarah ini biasa disebut dengan Historiografi Tradisional. Penulisan sejarah suatu negeri berdasarkan anggapan atau kepercayaan masyarakat setempat secara turun-temurun.

5. Cerita pelipur lara

Suatu karya sastra yang berisikan kejenakaan. Karya sastra ini bertujuan untuk melipur lara atau membuat pembaca melupakan sedihnya.

·   Prosa baru meliputi :


1. Roman

Roman adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Bisa juga roman artinya adalah "kisah percintaan".

2. Riwayat

Riwayat  adalah catatan singkat tengatang gambaran diri seseorang. Selain berisi data pribadi, gambaran diri itu paling tidak harus di isi keterangan tentang pendidikan atau keahlian dan pengalaman. Dengan data itu riwayat hidup akan memberikan gambaran atau kualifikasi seseorang.

3. Antologi

Antologi secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti “karangan bunga” atau “kumpulan bunga” yang berarti sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Awalnya definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume.

4. Resensi

Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

5. Kritik

Kritik adalah analisis untuk menilai suatu karya sastra. Tujuan kritik sebenarnya bukan menunjukkan keunggulan, kelemahan, benar atau salah sebuah karya sastra dipandang dari sudut tertentu, tetapi tujuan akhirnya mendorong sastrawan untuk mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin dan mendorong pembaca untuk mengapresiasi karya sastra secara lebih baik.

Ada 2 jenis kritik sastra :

1. Kritik sastra intrinsik : Fokusnya pada karya sastra itu sendiri dan menganalisa unsur-unsur karya sastra itu.

2. Kritik sastra ekstrinsik : Menghubungkan karya sastra dengan hal-hal diluar karya sastra. Misalnya menghubungkan karya sastra dengan pengarangnya, karya sastra dihubungkan dengan ilmu psikologi, agama, sejarah, filsafat.

5. Nilai dalam Prosa Fiksi


a. Pengertian Prosa Fiksi : Istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga diistilahkan dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi atau cerita berplot. Jadi pengertian prosa fiksi ialah kisah atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita . rumusan yang dipaparkan itu ialah rumusan dalam artian konvensional karena sebuah prosa fiksi seringkali justru anti cerita dan tidak berplot. Dalam bentuk prosa fiksi yang non konvensional itu, tujuan pengarang umumnya hanya ingin menampilkan gagasan secara aktual lewat karya prosa yang ditampilkannya. Untuk meahaminya, pembaca harus memilki bekal ilmu humanitas terutama psikologi dan filsafat.


b. Niai yang ada dalam Prosa Fiksi


Sebagai seni yang bertulang panggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawa moral, pesam atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :


1. Prosa fisksi memberikan kesenangan


Keistimewaan kesenagan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tidak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.


2. Prosa fiksi memberikan informasi


Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam nivel sering kita dapat belajar sesiatu uang lebih daripada sejarah atau lapiran jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehiduoab yang akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.


3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural


Prosa fiksi dapat menstimulai imajinasi, dan merupakan sarana bagi peminfajan uang tak henti-hentinya dan warisan budaya bangsa. Novel se[erti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. 


4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan


Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-oengalan dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda darioada aoa yang disajikan dalam kehidupan sediri.



Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagu menjadi dua; Karya sastra yang menyearakan aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Ada juga yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.


Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jmannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya. Kebanyakan karya sastra Indonesia di jaman Jepang yang dikelompokkan ke dalam kelompok ini.



Karya sastra yang menyuarakan jamannya, biasa tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuaty, akan tetapi untuk merenung. Kedua macam karya sastra itu selalu menyampaikan masalah. Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi tokoh-tokohnya. Masing-masing tokoh mempunyai temperamen, pendirian, dan kemauan yang berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan konflik. Konflik dapat terjadi baik di dalam tokoh sendiri maupun diantara tokoh satu dengan lainnya.

6. Ilmu Budaya Dasar dengan Puisi


a. Pengetian Puisi 

Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.

b. Unsur-unsur Puisi
1. Kata
2. Larik
3. Bait
4. Bunyi
5. Makna

c. Alasan-alasan Penyair Dalam Membangun Puisi
Alasan – alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD adalah sebagai
berikut :

1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan social.

7. Contoh Puisi




Doa
Karya Chairil Anwar

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling






Sumber

Copyright © RAFEL ILHAM